Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Nasi Santet Banyuwangi

  • Rabu, 27 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Sego Santet





    Hehehehe... Pasti kalau mendengar nya Anda pasti merasa aneh bukan. tapi bikin penasaran kan juga,,,iya... nggak?
    Mendengar Santet pasti buat anda yang sekarang berusia 30 an pasti akan mengingat tentang tragedi pembunuhan dukun santet yang membuat geger seluruh wilayah banyuwangi dan di benak tiap orang, santet pasti menjadi sesuatu yang menakutkan. Apalagi santet selama ini kerap menjadi julukan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, setelah tragedi pembunuhan dukun santet 1998 silam. bahkan sampai saat ini kalau mendengar banyuwangi pasti orang ingat santet.hehehe angker juga sebutanya kota kelahiran ku.

    Tapi ini beda dengan santet yang betulan,ini hanya sebuah nama untuk makan.
    Sego santet punya rasa gurih, tapi pedas ayamnya membakar di lidah. Selain karena bumbunya, pedas berasal dari sambal tiga warna. Tiga jenis sambal itu adalah sambal hitam yang terbuat dari keluwak, sambal tomat terasi serta sambal dari cabai hijau.

    ayam santet menggunakan ayam kampung. Namun dagingnya tetap empuk di lidah. Hal itu, karena ayam terlebih dahulu harus dipanaskan di atas api yang nyalanya kecil selama tiga jam. "Setelah itu ayam digoreng atau dibakar,

    Buat yang penasaran silahkan datang di sentra kuliner di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Banyuwangi.berada di gerai 31

    menu ini dibanderol Rp 13 ribu per porsi, harga yang ramah di kantong.




    disana juga ada menu yang tak kalah enak yaitu sego pelet/nasi pelet.

    nb. Nama makanan memang jadi salah satu daya tarik bagi pembeli. Namun rasa tetap jadi patokan nomor satu. Bila nama menarik, dan rasanya nikmat, dijamin pembeli akan terus berdatangan. 

    Rencana Pabrik Gula Di Banyuwangi

  • Jumat, 22 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Rencana Pabrik Gula Terbesar Dan Tercanggih Di Banyuwangi


    Kedatangan Menteri BUMN Dahlan Iskan, memberikan kabar gembira buat masyarakat banyuwangi, kemarin saat kunjungan kamis (21/6)  mengatakan bahwa pabrik gula terbesar dan termodern akan dibangun di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada 2013, Wach... kebanggaan nich buat Kota Gandrung.

    Menurut dia, pabrik gula tersebut rencananya dibangun di lahan yang kurang produktif milik PTPN XII di Kecamatan Glenmore dengan nilai investasi sebesar Rp2 triliun yang diproyeksikan sebagai pabrik gula terbesar dan modern di Indonesia.

    “Keputusan sudah dibuat dan teknologi sudah menguasai, bahkan pengalaman juga sudah ada. Tidak perlu ini dan itu lagi karena lahan yang dipakai toh juga milik PTPN,” ucap mantan Direktur Utama PLN dan CEO Jawa Pos Group itu.
    Ia menjelaskan, pabrik gula itu rencananya dibangun pada tahun 2013 di Kecamatan Glenmore dengan target produksi berkisar 6.000 ton hingga 7.000 ton per tahun sehingga dapat memenuhi kekurangan kebutuhan gula nasional.

    Dalam kunjungannya kemarin dia juga menyinggung tentang kurangnya pasokan gula nasional, dia mengatakan bahwa kurangnya pasokan gula nasional di karenakan produksi Gula milik PTPN jelek. sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan impor gula. untuk menutupi kekurangan pasokan, dengan kebijakan yang di ambil maka produksi gula nasional tambah anjlok dan bahkan mati. sekarang kebijakn itu mulai tak di lakukan karna dalam penyelidikan di temukan bahwa industri gula nasional berkurang di sebabkan oleh masalah manajemen dari pabrik gula sendiri.

    Untuk itu, lanjut Dahlan, salah satu langkah yang akan dilakukan Kementerian BUMN adalah memperbaiki pabrik gula dengan merombak total manajemen pabrik gula, misalnya pengangkatan kepala pabrik gula yang akan dilakukan tanpa persayaratan yang rumit seperti sebelumnya, dan keputusan pengangkatan yang dibuat direksi selama ini harus diubah.

    “Saya akan meminta direksi untuk mengubah keputusan itu. Siapa pun, anak umur 20 tahun juga bisa menjadi kepala pabrik gula sepanjang dia mampu dan prestasinya bagus,” ucap pendiri Jawa Pos Group itu.

    wuich...Cayo... buat Pak Menteri.....

    Semoga dengan didirikannya Pabrik Gula ini nantinya bisa menyerap banyak tenaga kerja dan Banyuwangi tambah Maju aja.....Amin

    Durian Merah Khas Kota Gandrung

  • Rabu, 20 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Durian Merah


    Kalau ngomongin Durian, ehm... siapa sich yang g tau pasti semua pasti pada tahu dengan buah yang berduri tajam dan daging buahnya lembek, rasanya manis, bau nya menyengat hidung, dan mungkin diantara kalian ada yang suka dan  mumgkin malah hobi banget makan durian...kayak aq ini,hehehe..., tp yang ini beda dari bisanya, karna durian ini berwarna merah daging buahnya, jadi mirip kayak jantung.

    Durian Merah

    Duren Abang begitulah orang oseng bilang, Durian ini pertama kali tumbuh di desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi, durian merah kini menjadi satu lagi buah khas yang dimilki kab banyuwangi, yang tidak di temui di daerah lain. dan ini boleh di bilang satu-satunya di dunia, wach....tambah banyak nich keistimewaan tanah kelahiran ku.hehehehe ... jangan ngiri ya... buat daerah lain.

    Rowobiru

  • Selasa, 19 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Danau Rowobiru





    Tempat wisata ini tergolong baru. Rowobiru terletak di Desa Buluagung, Siliragung, Banyuwangi, Wisata Rowobiru ini berada di bibir pantai selatan sehingga ketika para wisatawan menikmati indahnya danau Rowobiru mereka juga dapat menikmati suara gemuruh ombak pantai laut selatan yang menakjubkan. dan juga dapat menikmati semilir angin pantai laut selatan.

    wuich...emang keren tanah kelahiran ku,slalu saja ada tempat menakjubkan,ehm... g salah kalu di sebut Sun Rise Of Java 


    Kembali lagi ke Topik . Wisata Rowobiru adalah sebuah danau yang cukup luas yang berada di kawasan perhutani Kab. Banyuwangi, Wisata Rowobiru Buluagung dapat dicapai melalui jalur darat dari arah Banyuwangi kota kurang lebeh 60 KM; dari perempatan lampu merah Jajag belok kiri ke arah kecamatan Siliragung, dari arah Siliragung (Kantor Polisi Kecamatan Siliragung lurus ke arah selatan menuju desa Buluagung – Purwosari ke kiri menuju.

    Pantai Blimbing Sari

  • Kamis, 14 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Keindahan Pantai Blimbing Sari Yang Mirip Kuta Bali


    Blimbingsari merupakan pantai yang indah. yang bisa dikatakan mirip kayak Pantai Kuta Bali, Panorama alam di pantai Blimbingsari, yang terletak di Kecamatan Rogojampi itu, bisa menjadi salah satu pilihan bagi anda yang menggemari pelesiran wisata laut. Bila ingin melihat matahari terbit dengan cahaya kuning telurnya, datang saja ke pantai ini. Bukan hanya matahari terbit, Anda pun bisa menikmati kesibukan puluhan nelayan pulang berlayar. Mereka menurunkan berkilo-kilo ikan hasil tangkapan dari perahu. Sebagian ikan itu dijual pada penadah yang juga ikut memadati pantai. Bila siang sudah menjelang, perahu-perahu nelayan disandarkan di bibir pantai sebelah selatan.

    Pantai Blimbingsari, adalah salah satu wisata laut di Banyuwangi yang pengunjungnya tidak pernah sepi. Ratusan pengunjung bisa disaksikan saat sore tiba. Selain menjadi wisata favorit para keluarga, anak-anak muda juga memanfaatkan pantai ini untuk berolahraga, sepakbola dan bola volly. Kalau cuma ingin santai, pengunjung cukup duduk di kendaraan masing-masing menikmati panorama dan merasakan semilir angin. Anda pun bisa mengajak serta anak-anak dan kerabat lainnya.


    buat yang hobi santap kuliner di pantai ini terdapat deretan warung lesehan dengan khas masakan ikan bakar. Anda boleh memilih salah satu warung dari warung yang berjejer di pinggir pantai, Cara penyajian di warung ini cukup unik. Pembeli memilih sendiri ikan mentah yang ada dalam gabus penyimpanan. Ada kerapu, kakap, jenis udang-udangan, cumi, putihan, barongan, rajungan dan kepiting. Setiap harinya, ikan-ikan itu didap`t dari nelayan setempat sehingga terlihat selalu segar. Tapi ikan hanya boleh dibeli dalam bentuk kiloan. Harganya berkisar antara Rp 25 ribu-Rp 60 ribu per kilonya.

    Selesai memilih ikan, anda bisa memesan bumbu untuk ikan. Umumnya warung lesehan menyediakan pilihan bumbu, seperti pindang koyong, pepesan, rica-rica, dan bumbu merah. Mau pedas atau tidak sesuaikan dengan selera. Setelah itu, tunggu saja di meja barang sejenak. Sekitar 30 menit, pelayan akan datang menghadirkan ikan pesanan anda, lengkap dengan nasi hangat, sayur lalapan, tempat cuci tangan, dan tentunya piring. Makan ikan bakar dengan tangan, sambil menikmati pemandangan laut, pasti akan membuat selera makan anda menjadi lebih lahap.hem.... yami......

    Pantai Grajagan

  • Rabu, 13 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Pantai Grajagan, Wisata Pantai Selatan


    Pantai Grajagan yang letaknya di deretan  pantai selatan Banyuwangi, pantai dengan keindahan alamnya yang tiada tara. dikelilingi deretan gunung-gunung, perkebunan dan lautan yang terbentang luas dari hamparan Sarnudera Hindia. Gelombang ombaknya tak pernah henti seolah menghentak- hentakkan kaki seperti langkah yang hampiri dengan diiringi sernilir angin seolah membelai sukma yang tak pernah perhenti sepanjang waktu. Dan, panorama pantai di wanawisata ini bagaikan lukisan alam tanpa bingkai. Pesonanya, mernberikan kepuasan tersendiri bagi siapa saja yang menginjakkan kaki di areal wanawisata yang posisinya pada ketinggian 0-20 meter di atas permukaan laut (dpl). Para pengunjung yang datang pasti akan disambut dengan gemuruhnya ombak khas pantai laut selatan, suara ini bagaikan alunan yang mendendangkan orkestra alam sepanjang waktu. 


    Gulungan ombak pantai yang berada di kawasan hutan KPH Banyuwangi Selatan ini, tepatnya di BKPH Curahjati yang secara administratip terletak di Desa Grajakan Kecamatan Purwoharjo kabupaten banyuwangi ini kerap mengundang dan memacu adrenalin para pesurfing untuk menjajal kemampuan atau sekedar belajar. Memang tidaklah heran, bila Pantai Grajagan ini sering dijadikan tempat persinggahan para wisatawan lokal-maupun mancanegara sebelum mereka melanjutkan perjalanan menuju Pantai Plengkung, yang telah dikenal oleh dunia internasional sebagai temp at paling menantang untuk berselancar. Sebab, pantai Plengkung merupakan salah satu dari tiga obyek wisata segi tiga berlian (G-Land) di samping Kawah ljen dan Pantai Sukamade, yang menjadi obyek wisata andalan bagi Kabupaten paling timur pulau Jawa yaitu Banyuwangi.


    Pantai Grajagan yang letak geografisnya berada sekitar 52 km ke arah selatan Kota Banyuwangi ini inemang sangat mempesona bagi siapa saja yang dating dan melihatrlya. Posisi paritainya yang sangat strategis ini layak menjadi pintu gerbang menuju ke Pantai Plengkung. Areal Grajagan yang terhampar dikawasan seluas 314 hektar, tepatnya di hutan KPH Banyuwangi Selatan, terletak di desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Pantainya yang luas dan diselimuti oleh pasir hitam ini, bisa dikatakan lengkap karena pantainya memiliki gua dan bukit yang sangat indah. Ketika kita berkunjung di tempat ini, maka mata kita langsung melihat hamparan pantai berpasir hitam ditambah dengan bukit yang menjulang tinggi, seakan melengkapi suasana dan keindahan alam yang tak pernah bosan untuk dinikmati siapa saja.

    Siapa saja bisa datang kesana untuk melepaskan kepenatan dan kejenuhan karena beban kerja yang memporsir pikiran, duduk sambil menikmati suasana pantai dengan deburan ombak laut lepas dari atas shelter dan 3 gua peninggalan tentara Jepang pada masa Perang Dunia II serasa terbebas dari beban yang ada. Disekitar Pantai ini banyak terdapat  goa buatan yang letaknya cukup tinggi, sehingga kita dapat mengawasi seluruh kawasan yang memiliki keindahan Alamo di antaranya pantai Grajagan, Plengkung dan pantai lainnya yang letaknya di Taman Nasional Alas Purwo. Jadi, Pantai Grajagan sangat ideal menjadi tempat transit atau sebagai pintu gerbang untuk menuju ke pantai Plengkung. Dari Grajagan menuju ke Plengkung hanya dibutuhkan waktu sekitar dua jam dengan menyusuri pantai yang menggunakan perahu sewa dan jarak tempuhnya hampir sama bila kita menggunakan mobil melalui jalan darat.

    Tari Bedoyo Wulandaru Juara Umum FKT Jatim

  • Kamis, 07 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Tari Bedoyo Wulandaru Go International



     
    Festival Karya Tari (FKT) tingkat Provinsi Jawa Timur di Taman Krida, Malang. Kontingen Tari Bedoyo Wulandaru dari Banyuwangi. mampu mengukir prestasi gemilang, dalam festival tersebut, tari Bedoyo Wulandaru berhasil menjadi juara umum. Selain itu, tarian tersebut masuk tiga besar penata tari terbaik, penata busana dan rias terbaik, serta penata musik terbaik.

    Selain itu, tari Jakripah yang diusung duta seni Banyuwangi juga menang dalam tiga kategori. Maka, semakin lengkaplah kemenangan Banyuwangi dalam bidang seni di Jawa Timur. Hasil manis yang ditorehkan kontingen tari Bumi Blambangan itu otomatis membuat tari Bedoyo Wulandaru mewakili Provinsi Jatim dalam even nasional dan internasional. Itu tentu saja angin segar bagi perkembangan seni di Banyuwangi.

    Sebagai wakil Jatim, tim penari Bedoyo Wulandaru akan mengusung misi ganda, yaitu bukan sekadar mem- bawakan tari Bedoyo Wulandari di pentas internasional, tapi juga wajib mempromosikan kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini di mancanegara. Sebab, dengan tampil di pentas mancanegara, setidaknya penonton akan tahu bahwa tarian tersebut berasal dari Banyuwangi.

    Dengan tahu nama, setidaknya akan muncul peluang mereka mengenal lebih jauh daerah di ujung timur Pulau Jawa ini. Finally, tak kenal maka tak sayang. Bila mereka sudah kenal, maka publik mancanegara diharapkan melakukan “sesuatu” . Nah, “sesuatu” yang diharapkan itu bisa berupa kunjungan wisata atau kunjungan budaya masyarakat internasional.

    Dengan demikian, diharapkan ada dampak secara tidak langsung promosi tari di mancanegara itu dengan kunjungan pariwisata. Selain itu, lebih dari kunjungan wisata, dampaknya bisa juga semakin berkembang menjadi kunjungan bisnis. Namun, kita tak bisa berharap banyak prestasi tari kita tersebut menjadi mimpi yang diharapkan sebelum tari tersebut benar-benar tampil di pentas international.

    Oleh karena itu, untuk meraih cita-cita besar tersebut, langkah pertama adalah merealisasikan tari Bedoyo Wulandaru agar benar-benar tampil di mancanegara. Seperti yang sudah pernah dilakukan beberapa penari beberapa tahun silam. Semoga Bedoyo Wulandaru bisa segera go international. (radar)

    Bedul Sebagai Percontohan Nasional

  • Sabtu, 02 Juni 2012
  • nanoprudence
  • Labels:
  • Mangrove Bedul Ecotourism 

    banyuwanginesia

    Ekowisata Mangrove Bedul di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi percontohan tingkat nasional dalam pengelolaan ekowisata mangrove berbasis masyarakat.

    Melalui acara Shared-Learning "Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Konservasi Mangrove" yang diadakan Kementerian Kehutanan bersama Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA), delapan pemerintah daerah yang memiliki hutan mangrove belajar atas keberhasilan Banyuwangi mengelola ekowisata. Acara ini berlangsung sejak 28 Mei hingga 1 Juni 2012.

    Menurut Kepala Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Kementerian Kehutanan, Murdoko, Banyuwangi dijadikan percontohan karena mampu mengelola ekowisata yang melibatkan semua stake-holder mulai Pemerintah Daerah, Taman Nasional Alas Purwo, Perhutani dan masyarakat pinggir hutan. "Pengelolaan ekowisata harus melibatkan semua pihak," kata Murdoko, Rabu, 30 Mei 2012.

    Seluruh peserta diajak menjalani seluruh paket yang tersedia seperti atraksi kano, memantau burung migran, melihat penangkaran penyu, hingga menginap di home stay milik penduduk.

    Hutan mangrove di Blok Bedul tumbuh di lahan seluas 2.300 hektare, membentang sepanjang 16 kilometer di pinggir segara anakan kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Ada 27 jenis mangrove yang hidup dan merupakan terlengkap di Indonesia.

    Hutan mangrove ini menjadi habitat aneka satwa seperti monyet, biawak, burung bangau, elang laut dan blibis. Bahkan pada bulan-bulan tertentu terdapat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia, di antaranya cekakak suci (Halcyon chloris/Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).

    Ekowisata dikelola Badan Pengelola Ekowisata Blok Bedul yang pengurusnya direkrut dari warga sekitar. Menurut Muhammad Riadi, Ketua Badan Pengelola, warga dilibatkan langsung dalam pengelolaan ekowisata. "Warga yang menjadi pemandu wisata, menyewakan perahu, membuat home stay, serta membuka warung makanan," ujarnya.

    Keberhasilan pengelolaan ekowisata Bedul menyedot wisatawan asing maupun nusantara. Tahun 2009 wisatawan yang datang sebanyak 11 ribu orang, pada 2011 jumlahnya meningkat hingga 62 ribu orang.

    Kepala Desa Sumberasri, Suyatno, bercerita sebelum ada ekowisata tersebut banyak warga desanya membabat hutan dan mencuri satwa di kawasan Taman Nasional Alas Purwo. "Ada sekitar 300 hingga 400 hektare lahan hutan yang kayunya dijarah penduduk," ucap Suyatno.

    Berangkat dari kegelisahan itu, Suyatno kemudian memiliki gagasan untuk menjadikan hutan mangrove di daerahnya sebagai tempat wisata. Ide ini disambut oleh pengelola Taman Nasional Alas Purwo, Perhutani dan Pemerintah Banyuwangi.

    Perencanaan bersama warga desanya mulai dibuat pada 2008 dan setahun kemudian obyek wisata itu mulai dibuka. "Persisnya pada Juli 2009 ekowisata Bedul dibuka untuk umum."

    Hasilnya ternyata luar biasa. Pembukaan ekowisata itu mampu mengurangi secara drastis angka pembalakan dan pencurian satwa. Masyarakat pun tersadarkan bahwa hutan mangrove memiliki banyak manfaat, selain bagi lingkungan juga pariwisata.

    Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Siti Nurul Rofiqo Irwan, mengatakan pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat dapat menjadi solusi untuk pelestarian hutan mangrove di berbagai daerah di Indonesia yang luasnya semakin menyempit.

    Sejak tahun 1999 hingga 2005, kata Nurul, luas hutan mangrove berkurang 5,58 juta hektare. "Sekarang hanya tersisa 3 juta hektare," tuturnya.

    banyuwanginesia
    Menurut Kepala Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I Denpasar, Sasmitohadi, hutan mangrove tak sekedar memiliki fungsi ekologis. Saat mangrove rusak, menurut dia, bisa dipastikan akan terjadi penurunan ekonomi secara drastis.

    "Jika mangrove hilang, pendapatan masyarakat menurun. Jika mangrove kembali digalakkan tangkapan nelayan menjadi tinggi," katanya.

    Sasmitohadi mencontohkan, pendapatan kelompok masyarakat Bedul yang berada di hutan mangrove Alas Purwo dari sektor ekowisata berkisar Rp70 juta per bulan. Pada musim-musim tertentu, penghasilan kelompok masyarakat ini bahkan dapat mencapai Rp100 juta per bulan.

    Aktivitas ekowisata di kawasan mangrove Alas Purwo yang dikelola masyarakat, kata Sasmitohadi, adalah wisata di hutan mangrove, atraksi berperahu, pemancingan di hutan mangrove, dan pendidikan lingkungan.

    Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi upaya pelestarian mangrove yang digelar JICA bersama pemerintah. “Ke depan, kami berharap semua pihak khususnya pemkab dilibatkan secara konkret, sehingga bisa bersama-sama mengembangkan ekowisata,” paparnya. (Radar Banyuwangi)