Rowo Bayu bertempat di Kecamatan Songgon.
Rowo dalam bahasa Indonesia
berarti “Rawa” sedangkan Bayu itu sendiri diambil dari nama desa “Bayu”,
Rowo Bayu (Rawa di desa Bayu) begitulah penduduk sekitar menyebut
kawasan yang dianggap sakral ini. Disekitar Rowo Bayu terdapat Petilasan Prabu Tawang Alun dan Sebuah
bangunan candi nampak kokoh berdiri di atas bukit yang mana menurut juru
kunci wisata sejarah Rowo Bayu disebut “Candi Puncak Agung Macan Putih”
yang didirikan untuk menghormati roh para leluhur yang telah berjasa
dalam mempertahankan tanah Blambangan dalam perang Puputan Bayu tahun
1771.
Selanjutnya jika kita menelusuri jalan
jalan setapak, maka kita akan menemui bangunan wisata sejarah situs Batu
Suci Petilasan Prabu Tawang Alun dimana di sekitar bangunan tersebut
terdapat sumber mata yang diyakini sebagai mata air suci diantaranya
adalah sumber mata air “Kamulyan”, sumber mata air “Dewi Gangga”, dan
sumber mata air “Pancoran Suwelas” yang airnya mengalir menuju telaga
utama.
Pada bukit pertama saat kita masuk area
Rowo Bayu akan dapat kita temui satu pohon yang amat besar nan eksotis
yang merupakan gabungan dari pohon Beringin dan pohon Apak dimana
terdapat sebuah rongga mirip goa di tengah nya. Apabila kita masuk dan
melihat ke atas, maka gabungan 2 (dua) pohon tersebut menghasilkan
rongga tinggi mirip sebuah sumur dengan lilitan akarnya yang ibarat
ornamen-ornamen alam. Telaga nan jernih diantara bukit dan hutan yang
rimbun penuh pohon besar mengentalkan aroma mistis di kawasan ini. Konon
menurut mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, pada malam-malam
tertentu telaga Bayu dijadikan tempat untuk mandi para bidadari.
0 comments:
Posting Komentar